Mengenang Wafat dan Syahidnya Sayyidina 'Ali bin Abi Thalib di Bulan Ramadhan
Berdasarkan sejarah dan riwayat-riwayat yang ada, dikatakan bahwa sayyidina 'Ali terbunuh ketika sholat shubuh di Masjid Kufah di bulan Ramadhan, adapun beberapa riwayat yang menyebutkan tragedi wafatnya sayyidina 'Ali adalah sebagai berikut:
*في فضائل الصحابة لإمام احمد بن حنبل: ص. ٥٥٧.*
(٩٣٩) نا عبد الله بن محمد البغوي قثنا سوار بن عبد الله قال حدثني معتمر قال : قال ابي حدثني حريث بن مخشّ ان عليا قتل صبيحة احدى وعشرين من شهر رمضان.
Di dalam Fadha'il al-Shahabah li-imam Ahmad bin Hanbal: hal. 557
'Abdullah bin Muhammad alBaghawy menceritakan pada kami, Sawar bin 'Abdullah Berkata/menceritakan kepadaku, Mu'tamir berkata: ayahku berkata Harith bin Makhosy menceritakan padaku bahwa 'Ali dibunuh ketika waktu subuh pada 21 Ramadhan.
*المستدرك على الصحيحين : ج. ٣، ص. ١٦٧.*
٤٧٥١ - حَدَّثَنَا الْأُسْتَاذُ أَبُو الْوَلِيدِ الْهَيْثَمُ بْنُ خَلَفٍ الدُّورِيُّ ، قال حدثنا سَوَّارُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْعَنْبَرِيُّ ، قال حدثنا الْمُعْتَمِرُ قَالَ : قَالَ أَبِي : حَدَّثَنَا الْحُرَيْثُ بْنُ مَخْشِيٍّ ، أَنَّ عَلِيًّا قُتِلَ صَبِيحَةَ إِحْدَى وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ ، قَالَ : فَسَمِعْتُ الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ يَقُولُ ، وَهُوَ يَخْطُبُ وَذَكَرَ مَنَاقِبَ عَلِيٍّ ، فَقَالَ : قُتِلَ لَيْلَةَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ ، وَلَيْلَةَ أُسْرِيَ بِعِيسَى ، وَلَيْلَةَ قُبِضَ مُوسَى ، قَالَ : وَصَلَّى عَلَيْهِ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ.
هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ
Al-Mustadrak 'Ala Shahihayn: Jilid 3, hal 167.
Al-Ustadz Abu al-Walid al-Haytham bin Khalaf al-Duwary menceritakan kepada kami, Sawar bin 'Abdullah al-'Anbary Berkata/menceritakan pada kami, al-Mu'tamir berkata: ayahku berkata: Harith bin Makhsyiyyin menceritakan padaku bahwa 'Ali dibunuh ketika waktu subuh pada 21 Ramadhan. Berkata: aku mendengar Hasan ibn 'Ali berkhutbah seraya mengenang jasa 'Ali, kemudian dia berkata: dia terbunuh pada malam diturunkan al-Qur'an, malam diangkatnya 'Isa, dan malam wafatnya Musa, kemudian al-Hasan bin 'Ali bershalawat atasnya 'Alaihimassalaam.
Hadis ini isnadnya shahih, akan tetapi tidak diriwayatkannya (Bukhari & Muslim).
Riwayat serupa juga diebutkan oleh Ibn 'Asakir di dalam kitab Taarikh Madinatu Dimashq jilid 42 halaman 582, terbitan Dar al-Fikr. Mengenai tanggal dan hari wafatnya sayyidina 'Ali terdapat ikhtilaf, ada yang mengatakan pada tanggal 17, 19, 21, dsb. Adapula yang mengatakan bahwa sayyidina Ali ditikam pada tanggal 19, kemudian beliau wafat dua hari kemudian, yaitu di tanggal 21. Adapula yang mengatakan bahwa pada hari itu beliau ditikam dan pada hari itu pulalah beliau wafat. Namun, yang tidak dapat dipungkiri bahwa pada umumnya ulama telah bersepakat mengenai wafatnya di bulan Ramadhan dan pada waktu subuh di Masjid Kufah, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hari dan tanggalnya. Dan pada umumnya sudah diketahui juga bahwa yang membunuh sayyidina 'Ali adalah orang yang bernama 'Abdurrahman ibn Muljam. Berikut riwayat yang menyebutkan itu:
*فضائل الصحابة لإمام احمد بن حنبل: ص. ٥٥٨.*
(٩٤٠) حدثنا عبد الله بن احمد قال حدثني احمد بن منصور قثنا يحي ابن بكير المصري قال اخبرني الليث بن سعد ان عبد الرحمن بن ملجم ضرب عليا في صلاة الصبح على دهس بسيف كان سمه بالسم ومات من يومه ودفن بالكوفة.
_________________________
(٩٤٠) اسناده صحيح الى الليث.
Fadha'il al-Shahabah li-imam Ahmad bin Hanbal: hal 558
(940) 'Abdullah bin Ahmad menceritakan pada kami, dia berkata telah menceritakan kepadaku Ahmad bin Mansur, dia berkata telah menceritakan pada kami Yahya ibn Bukair al-Misry, berkata al-Laith ibn Sa'ad telah mengabarkan padaku, bahwa 'Abdurrahman bin Muljam menyerang 'Ali ketika shalat shubuh di atas tanah (di tempat shalatnya), dengan pedang yang telah diracuni, kemudian ('Ali) wafat dan dikuburkan di Kufah.
_________________________
(940) Sanadnya shahih sampai (periwayat/informan) al-Laith.
Dan banyak lagi riwayat-riwayat serupa yang menceritakan tentang kejadian tersebut, yang mana sudah merupakan pandangan umum bahwa sebab wafat dan syahidnya sayyidina 'Ali adalah karena serangan ibn Muljam. Namun yang perlu kita ketahui bahwa ibn Muljam merupakan seorang yang digolongkan sebagai khawarij, namun sebelum itu dia juga sangat dikenal sebagai seorang ahli ibadah.
Di dalam kitab _Mizan al-I'tidal_ jilid 3 halaman 320, Syamsuddin al-Dzahabi al-Syaafi'iy menyebutkan bahwa Ibn Muljam sebelumnya dikenal sebagai _'Aabidan qaanitan lillah_ (hamba yang taat kepada Allah). Ibn Taimiyyah juga di dalam kitab _Minhaj al-Sunnah_ jilid 5 halaman 47, menyebutkan bahwa ibn Muljam merupakan seorang yang paling menghamba di antara manusia, ahli imu dan juga sunnah.
Akan tetapi dia kemudian telah terjebak dan telah salah, serta tidak teliti dalam memahami ayat-ayat al-Qur'an maupun sunnah, sehingga menyebabkan dia melancarkan aksi serangannya kepada sayyidina 'Ali, karena menurutnya bahwa sayyidina 'Ali telah melakukan kesalahan-kesalahan yang telah menyalahi ajaran al-Qur'an maupun sunnah.
Dan juga dengan sebab takabur dan ketergesa-gesaan dia itulah yang telah membuat dia luput, bahwasanya nabi sempat menyatakan tentang mu'min dan munafiqnya seseorang yang berkaitan dengan sayyidina 'Ali. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam riwayat tersebut:
*فضائل الصحابة لإمام احمد بن حنبل: ص. ٥٦٣ - ٥٦٤.*
(٩٤٨) حدثنا عبد الله قال حدثني ابي نا وكيع قثنا الاعمش عن عدي ثابت عن زر بن حبيش عن علي قال عهد إلى النبي صلى الله عليه وسلّم انه لا يحبك الا مؤمن ولا يبغضك الا منافق.
_________________________
(٩٤٨) اسناده صحيح وهو في المسند ( ١، ٩٥، ١٢٨ ) مثله سندا ومتنا.
Fadha'il al-Shahabah li-imam Ahmad bin Hanbal: h. 563-564
'Abdullah menceritakan pada kami, dia berkata ayahku menceritakan kepadaku, waki' berkata menceritakan kepada kami al-A'mash dari 'Ady Thaabit dari Zar bin Hubaish dari 'Ali, dia berkata bahwa nabi mengatakan padanya "sesungguhnya tidaklah seseorang itu mencintaimu kecuali jika dia seoarang mu'min dan tidaklah seseorang itu membencimu kecuali jika dia seorang munafiq.
_________________________
Sanadnya shahih dan terdapat juga di dalam al-Musnad ( 1, 95, 128 ) redaksinya serupa baik sanad maupun matan.
Semoga kejadian tersebut senantiasa dapat menjadi pelajaran bagi kita. Terutama di bulan ramadhan ini, teruslah berusaha menjadi pribadi yang baik, akan tetapi jangan menjadi takabur hingga merasa bahwa diri sudah lebih baik daripada yang lain.
Semoga bermanfaat.